PENDIDIKAN MUTU DI PKBM
Kebudayaan merupakan cermin cara berpikir dan cara bekerja manusia. Oleh karena itu, kebudayaan adalah bentuk yang sesungguhnya dari perilaku makhluk Tuhan. Bukan hanya manusia yang berbudaya, binatangpun berbudaya. Bahkan, ada manusia yang berkebudayaan seperti binatang, dan sebaliknya binatang yang dilatih berbudaya seperti manusia.
Menurut Vijay Santhe, budaya adalah “The set of important assumption(often unstated) that members community share in common”. Secara umum, namun operasional, Edgar Schein dalam tulisannya tentang Organizational Culture & Leadership mendefenisikan budaya sebagai “A pattern of shared basic assumption that the group learned as it solved its problems of external adaptation and internal integration, that has work well enough to be considered valid and therefore, to be taught to new members as the correct way you perceive, think, and feel in relation to those problem”.
Dari Vijay Santhe dan Edgar Schein, pengertian kebudayaan yaitu shared basic assumption atau mengganggap pasti terhadap sesuatu. Taliziduhu Ndraha mengemukakan bahwa asumsi meliputi beliefs (keyakinan) dan value ( nilai). Beliefs merupakan asumsi dasar tentang dunia dan bagaimana dunia berjalan. Duverger mengemukakan bahwa beliefs ( keyakinan) merupakan state of mind (lukisan pikiran) yang terlepas dari ekspresi materiil yang diperoleh suatu komunitas.
Value ( nilai) merupakan ukuran normative yang mempengaruhi manusia untuk melaksanakan tindakan yang dihayatinya. Menurut Vijay Santhe, nilai merupakan “basic assumption about what ideals are desirable or worth striving for”.
Nilai berfungsi sebagai (1)standar perilaku; (2) landasan atau asas penyelesaian konflik dan pengambilan keputusan; (3) motivasi untuk bertindak; (4) dasar beradaptasi; dan (5) citra kepribadian dan harga diri. Rokeach mengatakan bahwa nilai adalah “ a value system is learned organization rules to help one choose between alternatives, solve conflict, and make decision. Suatu system nilai dipelajari oleh organisasi untuk membantu mencari solusi terbaik diantara berbagai alternative yang ada guna memecahkan konflik dan membuat keputusan.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah cultural-determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi yang lain, dan disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur social, religious dan lain-lain.
Dengan pengertian-pengertian diatas, makna kebudayaan berpijak dari dua kata kunci yaitu budi dan daya yang kontennya adalah budi artinya akal dan hati sebagai perwujudan dari daya adalah karya. Cipta dan karsa manusia. Jadi, kebudayaan itu berpikir dan merasakan segala bentuk kehidupan manusia yang diwujudkan dalam sebuah karya yang nyata. Karya dapat berbentuk perilaku, karya seni, nilai, falsafah hidup, ideologi, agama dan sebagainya.
Budaya pendidikan
Theodore Brameld dalam karyanya “Cultural Foundation of Education” (1957) menyatakan adanya keterkaitan yang erat antara pendidikan dengan kebudayaan berkenaan dengan satu urusan yang sama, dalam hal ini ialah pengembangan nilai. Sementara itu Edward B. Tylor dalam karyanya "Primitive Culture" (1929) menulis apabila kebudayaan mempunyai tiga komponen strategis, yaitu sebagai tata kehidupan (order), suatu proses (process) , serta bervisi tertentu (goals), maka pendidikan merupakan proses pembudayaan. Masih menurut Tylor, tidak ada proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa adanya masyarakat; sebaliknya tidak ada kebudayaan dalam pengertian proses tanpa adanya pendidikan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas kita bisa memposisi pendidikan dengan kebudayaan di dalam tata hubungan yang saling mempengaruhi. Keberhasilan pembangunan nasional yang berkelanjutan amat ditentukan oleh sejauh mana kita dapat mengembangkan pendidikan nasional dan kebudayaan nasional. Kalau kita dapat mengembangkan pendidikan nasional serta kebudayaan nasional secara memadai maka keberhasilan pembangunan nasional yang berkelanjutan akan dapat dicapai lebih baik lagi.
Budaya masyarakat di Indonesia banyak dipengaruhi oleh logika mistika yakni budaya takhayul, mistis dan irrasional yang menyebabkan penjajahan mental. Cara berpikir yang tidak positif, empiris, dan rasional menyebabkan penjajahan mental jauh lebih lama daripada penjajahan fisik.
Pendidikan yang sifatnya searah tidak menekankan dalam proses dialog, bergaya guru selalu benar melahirkan suasana kelas yang miskin pertanyaan, miskin diskusi dan miskin interaksi. Contohnya: di dalam kelas guru menjadi sosok yang menakutkan sehingga murid tidak berani bertanya.
Budaya yang juga masih dijalankan oleh masyarakat pendidikan adalah budaya kurang menghargai proses, tetapi lebih mengutamakan hasil akhir. Misalnya selama proses pembelajaran siswa kurang peduli dengan pelajaran tetapi ketika menjelang Ujian Akhir Nasional siswa sibuk mencari kelas tambahan diluar sekolah. Sekolah – sekolah sibuk memikirkan cara baik halal maupun tidak dalam upaya mempertahankan peringkat kelulusan.
Budaya untuk selalu memperbaiki mutu sekolah juga kurang, akreditasi sebagai bentuk penstandaran pendidikan hanya sebuah kamuflase dimana ketika waktu penilaian tiba semua sibuk memberikan layanan terbaik. Tetapi setelah nilai diperoleh cara-cara terbaik yang telah dilakukan selama penilaian ditinggalkan dan kembali seperti sebelumnya. Masyarakat Indonesia secara umum belum memiliki budaya kritik yang baik. Kritik bukan dijadikan sarana untuk memperbaiki kualitas merupakan ajang pencemoohan.
Berikutnya yang menjadi budaya pendidikan di Indonesia adalah budaya lebih bangga dengan style daripada skill yang dikuasai.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
NILAI NILAI PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN
Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan ti
MANAJEMEN PKBM
Manajemen PKBM Perencanaan. Perencanaan sebagai bagian penting dalam proses manajemen merupakan suatu tahap yang harus dilewati sebelum melangkah ke tahap berikutnya, karena melalui p
LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA PKBM
Dibentuknya PKBM adalah sebagai pemicu dan bersifat sementara, masyarakat sendirilah yang selanjutnya memiliki wewenang untuk mengembangkannya, karena itulah pendekatan dalam program PK
MENINGKATKAN AKSES DAN KUALITAS PENDIDIKAN MELALUI PLS
Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu yang tidak hanya terbatas pada ruang kelas formal. Dalam konteks ini, program pendidikan luar sekolah (PLS) menjadi sangat penting, teruta
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Pendidikan sesungguhnya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Luar S
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI ERA DIGITAL
PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia semakin mengandalkan teknologi informasi yang berkembang pesat, menghasilkan kemajuan dan efektivitas dalam proses belajar -mengajar (Pramesworo
TANTANGAN YANG DIHADAPI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Tantangan yang Dihadapi dalam Implementasi Pendidikan Luar Sekolah Berbasis Masyarakat Pendidikan luar sekolah berbasis
STRATEGI DAN EFEKTIVITAS MENINGKATKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Strategi untuk Meningkatkan Efektivitas Pendidikan Luar Sekolah Berbasis Masyarakat. Untuk meningkatkan efektivitas pendidika
FUNGSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangu sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan ha
AZAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
ASAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendid